Rabu, 14 September 2016

Benarkah tertawa bisa halau rasa sakit?

Benarkah tertawa bisa halau rasa sakit?

Tertawa dengan rekan benar-benar menyenangkan, & terkadang tawa pula menjadi simbol kebahagiaan. Tapi apa yg teramat special dari satu buah 'tawa' sampai seolah-olah kita sanggup melupakan kesedihan & beraneka ragam sakit diwaktu dapat tertawa lepas dengan rekan?

Nyata-nyatanya, dengan cara ilmiah tawa benar-benar sanggup menghilangkan sakit, & hal itu terbukti berjalan di tidak sedikit sekali orang.

Dilansir dari Live Science, disaat tertawa, badan kita rilis senyawa di otak, yg sanggup menciptakan perasaan kita jadi lebih baik, & dapat juga menolong sakit. Hormon tersebut merupakan hormon endorfin.

"Masih sedikit penelitian yg dilakukan berkaitan kenapa kita sanggup tertawa & apa pengaruhnya dalam warga," ungkap Robin Dunbar, seseorang peneliti dari Oxford. "Kami berpikir bahwa itu yaitu dampak endorfin, di mana tawa mungkin faktor yg amat sangat mutlak bagi kehidupan sosial di warga," tambahnya.

Diawal Mulanya, Dunbar & tim tak berpikir bahwa tawa dapat mengaktifkan endorfin, yg mana endorfin ialah senyawa kimia yg bertugas menghilangkan rasa sakit. Rata Rata, senyawa endorfin bakal 'rilis' di otak, kala kita sedang berolahraga, sedang bergembira, sedang sakit, sedang makan makanan pedas, juga sedang lakukan pertalian seksual.

Endorfin pun miliki andil yg lumayan akbar dalam penghilang rasa sakit. Menurut peneliti, mengalirnya senyawa endorfin di otak, dapat meningkatkan kapabilitas kita dalam menghiraukan rasa sakit. Rasa sakit itu terus ada, tetapi dapat kita halau. Dari hipotesis ini, para peneliti mau menemukan apakah tawa bisa melepas endorfin, maka tawa mampu menghalau rasa sakit.

Utk itu, peneliti menguji cream pemutih wajah cobakan elemen tersebut kepada partisipan, di mana mereka dapat dicari ambang batas tingkat ketahanan mereka pada sakit seberapa, dulu mengujinya lagi bersama tawa, dulu menguji kembali tingkatan rasa sakitnya.

Uji cobalah tersebut meliputi partisipan yg dipertontonkan serial komedi, di antaranya "Mr. Bean" & sitkom "Friends." Pun mereka diajak buat menyaksikan cepat event comedy Edinburgh Fringe Festival. Faktor ini memang lah sengaja dilakukan, lantaran terhadap penelitian pada awal mulanya di sampaikan bahwa tawa dapat condong berjalan di konteks sosial ketimbang disaat sendiri. Menjadi, partisipan diuji sendiri & dengan grup.

Uji cobalah rasa sakit yg dilakukan terhadap partisipan, dilakukan dgn membungkus tangan partisipan ke suatu fasilitas pendingin wine, pun ke sarana tensimeter. Sarana tersebut tidak akan dilepas sampai merekap tidak bisa lagi, & datanya dicatat.

Dari uji cobalah rasa sakit & tawa, kapabilitas peserta buat toleransi rasa sakit jadi tinggi sesudah tertawa. Dalam angka biasanya, sesudah menyaksikan 15 menit suatu pertunjukan komedi, ambang batas toleransi rasa sakit naik sampai 10 prosen.

Dari perihal ini, peneliti memperoleh rangkuman. Benar-benar tawa awalnya tidak mampu launcing endorfin, tapi kala seorang tertawa, seorang mengeluarkan tidak sedikit napas & energi, yg menyebabkan otot perut jadi lelah. Lantaran faktor inilah endorfin launcing. Mengingat endorfin umumnya launcing sebab gerakan fisik seperti berolahraga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar